expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 10 Desember 2018

Membuat Bumbu Dasar

Haaaaiii.... tetiba hari ini saya ingin membuat bumbu dasar untuk stok bumbu di rumah. Mungkin karena saya merasa bosan dengan masakan yang ala kadarnya, hihihi...
Maksud saya, biasanya kalau masak saya pakai bumbu sederhana bin simple, yakni irisan bawang merah, putih dan tomat. Ndak pakai kemiri, ketumbar, cabai merah, kunyit, jahe dan lengkuas, apalagi serai dan salam, hihihi... 
Jadi, saya pun mencari kembali rumus resep bumbu dasar putih dan merah. Saya rasa saya hanya akan paling sering menggunakan kedua bumbu tersebut hehehe...
So, saya pakai resep bumbu ini. 
                                                               Resep Bumbu Dasar Putih
  1. 18 siung bawang merah
  2. 9 siung bawang putih
  3. 8 buah kemiri
  4. Minyak secukupnya (untuk menggoreng dan campuran ketika akan dilumatkan)
Langkah - langkah
1. Kupas bawang merah dan bawang putih lalu potong jadi dua.
2. Masukkan kemiri, bawang merah, dan bawang putih ke dalam blender.
3. Tambahkan minyak secukupnya. Lalu nyalakan blender dan tunggu hingga halus.
4. Panaskan wajan dengan sedikit minyak.
5. Masukkan bumbu yang sudah di blender ke dalam wajan dan tumis hingga wangi dan berubah warna.
6. Tunggu hingga dingin lalu masukkan ke dalam wadah.
7. Bumbu dasar putih siap digunakan. Simpan  di dalam kulkas.

                                                            Resep Bumbu Dasar Merah
  1. 14 siung bawang merah
  2. 7 siung bawang putih
  3. 10-15 cabai merah (saya lupa ndak dihitung ;D)
  4. 4 buah cengek
  5. 8 buah kemiri
  6. Minyak secukupnya (untuk menggoreng dan campuran ketika akan dilumatkan)
Langkah - langkah
  • Cuci bersih cabai merah dan cengek.
  •  Kupas bawang merah dan bawang putih.
  • Masukkan cabai, cengek, bawang merah, bawang putih, dan kemiri ke dalam blender.
  • Tambahkan minyak secukupnya. Lalu nyalakan blender dan tunggu hingga halus.
  • Panaskan wajan dengan sedikit minyak.
  • Masukkan bumbu yang sudah di blender ke dalam wajan dan tumis hingga wangi dan berubah warna.
  • Tunggu hingga dingin lalu masukkan ke dalam wadah. Simpan  di dalam kulkas.
  • Bumbu dasar merah siap digunakan. 
Ini penampakan bumbu yang sudah saya buat dengan takaran yang sudah saya sebutkan di atas
Lumayan banyak kan ya, hehe... Oiya, resep bumbu dasar putih dan merah ini didapatkan dari koki terkenal dan legendaris, Rudi Khoerudin. Menurutnya, bila dimasukkan ke dalam kulkas, bumbu ini akan tahan selama 2-3 bulan. 
Selamat mencoba :D

Kamis, 06 Desember 2018

Membuat Kikil (kulit sapi) Empuk

     Halo... Saya suka makan kikil (kulit sapi), sayangnya kalau beli masakan matang, kikilnya kadang empuk dan kadang masih alot. Alhamdulilah kalau pas dapat yang empuk sih, kalau pas dapat yang alot, hmmm... capek nguyah cyiiiin hehe...
    Awal - awal, saya sendiri juga tidak bisa memasak kikil dengan empuk. Karenanya saya pun rajin browsing di google untuk mendapatkan tipsnya. Nah, ketika saya mendapatkan tipsnya, saya praktekkan deh. Sekarang, suami lebih suka masakan kikil yang saya masak sendiri daripada beli, hihihi....
    Begini tips yang saya dapatkan, setelah kikil dipotong kecil-kecil atau sesuai keinginan, lalu dicuci bersih. Setelah itu, rebus kikil hingga mendidih, tunggu hingga 5-10 menit. Kemudian matikan apinya, buang air rebusan tersebut dan ganti dengan air baru. Setelah mendidih, matikan api, buang air rebusan dan ganti dengan air baru. Sekali lagi, rebus kikil hingga mendidih, setelah mendidih lalu matikan api dan buang airnya. Kemudian kikil siap untuk dimasak sesuai keinginan. Kesukaan suami adalah kikil bumbu kecap.
    Setelah 3 kali merebus dengan air yang selalu baru, hasilnya adalah kikilnya empuk dan tidak lengket hehe... Ribet sih memang, tapi demi kikil yang empuk dan tidak lengket, saya rela banget :D
     Demikian tips dari saya, semoga bermanfaat :D

Senin, 03 Desember 2018

Menyimpan Sayuran

     Di awal-awal pernikahan, saya bingung ketika akan memasak, hihihi... Karena mang sayurnya ketika sampai di rumah kami hanya tinggal beberapa macam saja, sayur mentah sendiri kadang ada kadang tidak. Di sekitar rumah saya pun jarang tukang warung sayuran mentah, kalaupun ada, belanjanya minimal dua hari sekali, hiks. Alhamdulilahnya, ada bibi penjual sayur matang yang suka datang ke sekolah, saya pun terselamatkan olehnya :D.
     Nah, awal semester ajaran ini, ada warung sayuran mentah yang baru buka. Qadarullah, si bibi yang tukang sayuran matang pun awal semester jarang datang ke sekolah karena sudah habis pagi-pagi katanya. Saya pun akhirnya berbelanja sayuran mentah di warung tersebut sekalian saya jalan ke sekolah (saya ke sekolah jalan kaki, hehe). 
     Awalnya bingung sih, karena kalau belanja sayuran tiap hari repot sedangkan kalau belanja banyak takut layu dan busuk. Saya lalu browsing di internet mengenai hal ini, qadarullah ternyata sedang ada tren kekinian tentang menyimpan sayuran di kulkas. Istilah kerennya adalah food preparation. 
     Jadi, (menurut saya ya) sayuran itu bisa bertahan agak lama di kulkas dengan penyimpanan yang benar. Saya pun lalu mencobanya. Ketika membeli sayuran, di rumah, saya pisahkan jenis-jenisnya dalam wadah yang berbeda. 
     Biasanya sekali belanja saya akan membeli seperti sayur bayam, kangkung, tauge, sosin, kubis, sawi putih, jamur, wortel, tahu, dan daging ayam. Setelah saya pulang ke rumah, untuk sayuran saya buka dulu plastiknya dan saya jeberkan beberapa jam biar kering (kalau di plastik biasanya ada embun, itu artinya ada sedikit air). Tahu langsung saya masukkan ke mangkuk dan masuk kulkas, Jamur putih pun langsung masuk kulkas. Daging ayam saya cuci bersih lalu saya rebus (biasanya saya tambahkan sedikit garam), setelah dingin, lalu masuk kulkas juga.
     Untuk bayam, sosin dan kangkung, saya petik dulu lalu saya masukkan ke toples terpisah (tutup rapat) baru saya masukkan ke kulkas. Tauge dan wortel setelah kering lalu saya masukkan ke toples terpisah (tutup rapat) dan masuk kulkas. Sosin, sawi putih dan kubis bisa dimasukkan ke plastik hitam baru masuk kulkas, biasanya mereka saya masukkan di tempat yang paling bawah. 
     Intinya, semua sayuran tersebut dimasukkan ke dalam toples lalu tutup dengan rapat. Kalau untuk beberapa kali masak, saya sarankan, bagi sayuran ke dalam beberapa toples kecil agar tidak keluar masuk kulkas.
      Seharusnya sebelum dimasukkan, dasar toples diberi alas berupa tissu. Tapi saya juga tidak ingin menggunakan tissu. Ingin benar-benar ramah lingkungan ceritanya hehe...
     Alhamdulilah, dengan cara seperti ini (walau tanpa diberi alas tissu), sayuran tersebut bisa tahan 3 - 5 hari di dalam kulkas tanpa layu apalagi membusuk. Tapi jarang sih saya membiarkan sayuran mentah lebih dari 5 hari hehe... Biasanya 2 - 3 hari pun sudah habis saya masak. Paling yang agak awet itu daging ayam, hehe.... Tomat dan cengek pun dengan cara yang sama alhamdulilah tahan kurang lebih 14 hari di dalam kulkas, masih segar dan tidak layu.
    Demikian tips dari saya untuk menyimpan sayuran mentah di kulkas, semoga bermanfaat :D

Keripik Bayam

     Bermula saat pekan lalu pulang ke Cianjur, saya ingin membeli keripik bayam di toko oleh-oleh langganan ternyata sedang tidak ada. Kecewa deeh... 
    Ya sudah, akhirnya saya kembali ke Bandung tanpa membawa keripik bayam. Nah, kemarin (Ahad) saya mengajak suami ke pasar minggu yang ada di daerah Cikalong, Pangalengan. Rencana awalnya sih hanya untuk cuci mata sekalian olahraga, haha... 
    Kami datang agak pagi sehingga para pedagang sayuran masih agak banyak. Qadarullah, saya lewat depan pedagang sayuran yang menjual bayam. Saya pun langsung membelinya, seikat aja dengan temannya haha...
    Kemudian, ketika akan memasak bayam, saya perhatikan ternyata daun bayamnya itu ada yang besar-besar. Iseng-iseng, saya pun mencoba membuat keripik bayam. Karena tepung terigunya hanya tinggal sedikit, saya pun membuat tidak banyak.
                                                                Resep Keripik Bayam
Bahan:
  • Beberapa buah daun bayam
  • Tepung terigu
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa secukupnya
  • Air (untuk mengencerkan tepung) secukupnya
Langkah-langkah
  • Cuci bersih daun bayam yang sudah dipetik (usahakan tangkainya ada sedikit)
  • Masukkan tepung terigu, garam dan penyedap rasa ke mangkuk.
  • Tambahkan air dan aduk rata. Jangan terlalu kental dan terlalu encer.
  • Panaskan wajan berisi minyak agak banyak.
  • Celupkan daun bayam ke adonan tepung satu persatu, lalu masukkan ke wajan yang sudah panas. 
  • Tunggu hingga matang, lalu tiriskan. 
  • Lakukan hingga tepung habis.  
  • Keripik bayam siap disajikan.
    Nah, begitulah cara saya membuat keripik bayam. Kalau saya gugling di google sebenarnya seharusnya di tambahkan tepung beras juga, lalu bumbunya bumbu halus yang terdiri dari ketumbar dan bawang putih. Tapi saya lewatkan itu semua, karena saya sudah terlanjur menyalakan kompor, hihihi....
     Walaupun sederhana, tapi cukup enak kok. Kita hanya harus sabar karena daunnya kita celupkan ke tepung satu persatu, dan bila menggunakan wajan yang ukuran sedang paling hanya bisa menggoreng 4 - 5 daun saja.  
      Semoga bermanfaat dan selamat mencoba :D

Sabtu, 01 Desember 2018

PPG

Apa sih itu PPG?
     Mungkin beberapa teman masih bertanya-tanya dengan apa itu PPG. PPG merupakan kepanjangan dari Pendidikan Profesi Guru. Dulu, namanya PLPG, dengan program pendidikan selama 10 hari. Tahun ini, PLPG ditiadakan dan diganti dengan PPG. 
     Program pendidikannya lumayan kompleks, untuk saya yang tahap 1, berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Tetapi, saya dengar teman-teman dari tahap 2 kurang dari 6 bulan, begitu pula dengan teman-teman dari tahap 3. Mudah-mudahan ke depannya, prosesnya semakin singkat. Karena, menurut pendapat pribadi saya, waktu selama 6 bulan itu bukanlah waktu yang singkat. Ada keluarga dan siswa yang saya tinggalkan. Coba bayangkan bila dalam satu sekolah, tiga orang saja gurunya ikut PPGDJ, waaah, kasian siswa ketinggalan pelajarannya banyak. Tapi ini sih hanya imajinasi saya (yang mungkin keterlaluan), hehe...

PPG ada dua macam, PPG dalam jabatan dan pra jabatan.
1. PPG Dalam Jabatan (PPGDJ) => diikuti oleh guru yang sudah mengabdi selama minimal 2 tahun di sekolah. Untuk mengikuti PPGDJ, guru akan diundang untuk mengikuti pretest. Bila sudah lulus, maka tinggal mengikuti langkah selanjutnya. Bila belum lulus, akan tetap dipanggil untuk mengikuti pretest. Saya belum tahu apakah ada batas maksimalnya untuk pretest, semoga saja tidak.

2. PPG pra jabatan => diikuti oleh umum, maksudnya orang yang belum mengajar juga bisa mengikuti program ini. Syaratnya sendiri antara lain belum nikah dan belum bekerja. Setahu saya, PPG pra jabatan ini prosesnya selama satu tahun, terdiri dari 6 bulan perkuliahan dan 6 bulan PPL.

     Pra jabatan tentunya lebih sulit dan lebih lama dari dalam jabatan, karena yang mengikuti pra jabatan bukan guru yang mengajar (walau sebenarnya bisa juga guru mengikuti program ini). 
Setelah mengikuti uji pengetahuan dan uji kinerja, para peserta PPG akan dinyatakan kompeten. Untuk peserta yang dinyatakan kompeten akan mendapatkan sertifikat pendidik yang nantinya juga akan memperoleh tunjangan (dikenal dengan istilah sertifikasi :D)
     Sedangkan peserta yang belum dinyatakan kompeten, mereka akan mengulang lagi ujiannya saja. Misal belum lulus karena tidak lulus uji pengetahuan maka dia akan mengulang uji pengetahuannya saja. Begitu juga dengan peserta yang tidak lulus di uji kinerja, dia akan mengulang uji kinerjanya saja. Begitulah sekilas tentang PPG, semoga memberikan pencerahan :D

Perjalanan PPG Daljab Tahap 1 2018

     Kali ini saya ingin menceritakan sedikit tentang perjalanan (ceilah) yang saya tempuh. Tahun 2017, saya dan kelima orang rekan guru mengikuti pretest. Dari ke-6 orang itu, alhamdulilah saya lulus. Kemudian, menunggu sekitar sebulan, pada awal Desember, Operator (Op) sekolah memberitahu saya untuk mempersiapkan ijazah dan lain sebagainya, pemberkasan dia bilang. Saya pun lalu menyiapkan berkas yang dia minta, antara lain ijazah S-1, transkip nilai, surat keterangan bebas NAPZA dari RSUD, surat keterangan sehat dari puskesmas, SKCK dari polsek, SK GTT/GTY, Surat mengajar selama 2 tahun, dan jadwal mengajar saya. Kemudian saya serahkan ke dinas pendidikan kab. Bandung. Setelah pemberkasan itu, saya diminta untuk memantau situs sergur. Oiya, saat menyerahkan berkas ke dinas, saya bertemu dan berkenalan dengan seorang guru dari Ciwidey. 
     Saat memantau situs tersebut, saya jadi mengetahui bahwa berkas saya telah disetujui oleh dinas dan diverifikasi oleh LPMP. Kemudian, masih di situs sergur, saya mengetahui bahwa saya lulus dan berhak mengikuti PPG dalam jabatan. Kemudian saya mengisi surat pernyataan untuk mengikuti PPG dan diharuskan untuk mencetak AP 1.  Setelah mengisi surat tersebut, saya tahu bahwa saya termasuk ke dalam peserta PPG dalam jabatan tahap 1 tahun 2018. Seorang rekan dari sekolah lain yang ikut pretes sama dengan saya ternyata dia menjadi peserta PPG daljab tahap 2. Butuh waktu kurang lebih 2 minggu hingga di sergur diumumkan bahwa saya akan mengikuti PPG di UPI. Dari sergur itu disertakan link untuk masuk ke website UPI. 
     Dari situ, kemudian saya terus memantau web UPI. Seingat saya, itu bulan Juni dan belum ada pengumuman apapun. Saya merayakan hari raya Idul Fitri dengan penuh kekhawatiran. Kurang lebih sepuluh hari setelah lebaran, web UPI sudah bisa diakses, lengkap dengan tugas-tugasnya. Dalam tugas daring tersebut, saya juga dikejar dateline. 1-2 modul harus diselesaikan dalam waktu 1 minggu. Pada sesi pedagogik, ada sekitar 4 modul dengan tiap modul ada beberapa tugas. Mantap banget itu. Pada sesi profesional ada sekitar 8 modul dengan tiap modul terdiri dari beberapa sub dengan beberapa tugas. Setiap hari saya duduk depan laptop mengerjakan tugas, alhamdulilahnya waktu itu libur sekolah. Tekanan semakin meningkat saat akan masuk sekolah kemudian tugas di modul akhir ternyata diharuskan membuat video mengajar. Singkat cerita, masa daring pun sudah saya lalui. Daring yang seharusnya 3 bulan, dilaksanakan hanya dalam waktu 1,5 bulan. Kemudian saya menunggu lagi, alhamdulilah saya lulus sesi daring dan berhak mengikuti workshop. 
     Pada hari Jumat, saya diantar suami ke UPI untuk melakukan daftar ulang. Saat itu, pertama kali saya bertemu dengan rekan-rekan yang selama ini menemani dan sharing via whatsapp. Ternyata, saya sekelas dengan wanita yang saya temui di dinas saat menyerahkan berkas :D bahkan dia pun menjadi teman sekamar saya selama workshop di UPI. Kami, peserta PPG dalam jabatan (PPGDJ) tahap 1 mencari tempat kosan sendiri, biaya hidup dan transportasi selama workshop kami tanggung sendiri. Hari-hari pertama di minggu awal terasa berat untuk saya. Tapi alhamdulilah, saya mempunyai suami dan teman sekamar yang super dan saling menyemangati, juga teman-teman sekelas yang super.
     Kami belajar dari dosen-dosen yang luar biasa, yang memberikan motivasi untuk menjadi guru yang profesional. Kami belajar dari Senin hingga Jumat, dari pukul tujuh hingga pukul lima bahkan tak jarang kami baru selesai jam enam sore. Sungguh, sebuah perjuangan buat saya. Hingga lima pekan pun berlalu tanpa terasa, di akhir pekan kelima saya akan mengikuti Uji Pengetahuan (UP). Sepekan sebelumnya, kami mengikuti try-out UP dulu :D
     Setelah UP, saya belum bisa bernafas lega karena kami harus mengikuti alur berikutnya, yaitu PPL. Waktu itu, saya masih bisa mengadakan PPL di daerah asal selama guru yang mengikuti PPL di daerah tersebut ada 4 orang. Saya dan teman-teman sekelas pun berpisah di sini dan kembali ke daerah asal. Saya dan tiga orang teman yang sama-sama berasal dari kab. Bandung pun PPL di sekolah yang sama di Banjaran. Alhamdulilah, guru pamong kami sangat baik dan pengertian, saya pun mendapatkan siswa dari kelas yang soleh-solehah. Kami menjalani PPL selama lima minggu, awalnya kami harus menjalani selama tiga minggu, tapi ternyata ada perubahan sehingga menjadi lima minggu. Di pekan kelima, kami sudah tidak mengajar, kami menunggu jadwal Uji Kinerja (UKin). Untuk UKin, kami akan dinilai oleh seorang guru penguji dari sekolah PPL dan dosen penguji dari LPTK. Alhamdulilah kami berhasil melaluinya. 
     Awal November kami melakukan UKin, dan alhamdulilah di minggu ketiga sudah ada pengumuman kelulusan PPGDJ tahap 1. Qadarullah, dari sekitar 30 orang teman sekelas, ada beberapa orang yang dinyatakan belum lulus dan harus mengulang. Sedih sih rasanya, karena kami melewatinya bersama, alhamdulilah saya lulus :D

Ringkasnya, alur untuk saya PPGDJ tahap 1 adalah
DARING (3 bulan) - WORKSHOP (5 pekan) - UP (1 hari) - PPL (5 pekan) - UKin (1 hari)

     Total waktu yang saya habiskan adalah kurang lebih 6 bulan. Aaaah, saya terharu. Saya sangat berterima kasih pada suami yang sangat rela berkorban (dan dia insha Allah akan menjadi pejuang PPGDJ tahun 2019), keluarga, rekan-rekan mengajar di sekolah, teman-teman PPGDJ 157-A 1st Batch, guru pamong saya, guru penguji saya serta para guru dan siswa di sekolah PPL. Semuanya karena Allah, mereka semua mau membantu saya, alhamdulilah... Semoga Allah membalas kebaikan mereka semua, aamiin... 
    Untuk rekan-rekan yang akan menjadi pejuang PPGDJ, tetap semangat. Jalani saja prosesnya, insha Allah semoga Allah memudahkan aamiin...