expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 18 Juni 2013

Gunung Puntang

Sekarang, tepatnya setelah menikah, saya ikut suami tinggal di daerah Gunung Puntang.
Haaaa... ada yang pernah mendengar nama Gunung Puntang? Atau malah ada yang pernah berkunjung ke sana?
Gunung Puntang adalah sebuah kawasan di daerah Bandung Selatan. Dari Bandung, kita mengambil jalan Moh. Toha dan lurus terus hingga berada di pertigaan Dayeh Kolot. Kalo kita tetap lurus, kita akan masuk ke jalan Buah Batu. Jadi kita harus berbelok ke kanan. Nah setelah melewati jembatan sungai Citarum, ada pos satpam di pertigaan. Bila kita mengambil arah kiri, kita akan pergi ke Ciparay dan nembus ke Majalaya. Jadi, kita mengambil arah kanan lagi. Dari sana kita lurus terus, melewati Banjaran ke arah Pangalengan. Setelah melewati pasar Banjaran, jalan akan mulai berlika-liku. pemandangan yang indah pun akan dapat kita nikmati. Ketika kita menemukan pertigaan dengan patung singa / macan, kita ambil arah kiri. Kalo lurus, kita akan ke Pangalengan. Dari sana, kita akan segera tiba di Gunung Puntang.
Ketika masa kuliah dulu, pernah sekali saya berkemah di gunung Puntang. Udara sangat dingin di sana. Sinyal, yaaah dikit-dikit ada lah, hehe...
Ketika saya berkemah dulu, saya sempat mengobrol dengan penduduk setempat, ternyata, Gunung Puntang dulunya ditempati oleh orang-orang Belanda. Bahkan, ada stasiun pemancar radio terkuat se-Asia. Karena stasiun tersebut menghubungkan orang Belanda yang berada di Indonesia dengan orang Belanda yang berada di Belanda. Wuaaaah keren yaa?!
Stasiun pemancar radio tersebut di sebut dengan radio Malabar. Sayangnya, stasiun radio tersebut terbakar pada saat kejadian "Bandung Lautan Api" (sumbernya menurut penduduk lokal yah), sehingga kini yang tersisa hanyalah puing-puing bangunannya saja.
Karena ada stasiun pemancar, tentu saja, dulu Gunung Puntang ramai oleh penduduk orang Belanda. Ada satu kolam yang unik ketika berada di sana, yaitu kolam cinta. Kenapa disebut kolam cinta? Karena kolam tersebut memang berbentuk hati (cinta), dan ceritanya dulu orang-orang Belanda memadu kasih (alaaaaah) di tepi kolam tersebut. Dulu, kolam cinta airnya jernih dan bening, sekarang kolam cinta hanya diisi air bila ada peserta kemah yang membutuhkan untuk menggunakannya, selebihnya diisi oleh air hujan.
Selain itu, di Gunung Puntang juga terdapat sungai, airnya, jangan ditanya, super dingin dan super jernih. Kemudian, ada Gua Belanda, saya sendiri belum pernah masuk ke gua Belanda yang di Gunung Puntang (pernah masuk gua Belanda yang di Dago Pakar).
Selain itu, di Gunung Puntang juga ada hutan pinus. Saya dapat melihat hutan pinus dari ladang ayah mertua saya, yang memang berbatasan langsung dengan hutan pinus. Tempat ini juga sering dijadikan sebagai ajang motor track. Itu tuh yang balapan motor di tempat yang basah-basah, becek, dan ga asik, hehe...
Satu hal yang tidak mungkin terlupa di Gunung Puntang, yaitu air terjun / Curug Siliwangi.
Katanya sih, indah banget itu curug. Saya sendiri (lagi-lagi) belum pernah main ke sana. Karena menurut ayah mertua saya, letaknya sangat jauh dengan medan yang lumayan sulit.
Bila malam hari tiba dan cuaca sangat cerah, kita akan bisa menyaksikan lautan lampu dari arah Lembang, Bandung, dan Soreang. Bila pagi hari cerah, kita akan bisa melihat gunung Tangkuban Perahu dari kejauhan.
Oke, begitulah sekelumit cerita saya mengenai Gunung Puntang.
Biarlah foto yang berbicara lebih lanjut :)






 Sawah








Ladang jagung













Terlihatkah gunung Tangkuban Perahu?











 Senja di atas langit Gunung Halu, Ciwidey





Bahan Kerajinan Tangan



Haloooooo....
Teman-teman yang sangat suka membuat kerajinan tangan terlebih dari kain flanel, saya ingin mempromosikan jualan saya nih. Berupa kain flanel meteran


Peniti


Pin mangkok


Selain itu juga ada gantungan kunci, gantungan handphone, lem batang isi, serta dakron.
Bila berminat silakan add akun facebook saya di sini.
In sha Allah saya serius dan tidak menipu :)


































Hamil Tidak Yaaaa

Semua orang yang sudah menikah tentu saja sangat mengharapkan hadirnya si buah hati. Termasuk saya, hohoho...
Ada wanita yang begitu menikah seminggu kemudian langsung mengalami gejala-gejala kehamilan. Apa saja gejala-gejala kehamilan itu?
Menurut beberapa blog kedokteran dan forum ibu-ibu hamil dan menyusui, gejala-gejala kehamilan yang paling umum adalah:
  1. Mengalami morning sickness, yaitu mual-mual hingga muntah di pagi hari. Walaupun terkadang, ada juga wanita yang mengalami hal tersebut di siang hari, sore hari, malam hari, bahkan sepanjang hari. Morning sickness ini sendiri terjadi pada trisemester pertama. Teman saya, mengalami morning sickness yang cukup berat sehingga ia harus mengajukan cuti selama kurang lebih tiga minggu. Tapi ada juga yang tidak mengalami morning sickness, seperti kakak ipar saya.
  2. Mengidam.Yuppss.. tahu dunk dengan apa yang disebut mengidam? Hihihi... yaitu perasaan yang sangat amat menginginkan sesuatu, misalnya pengen makan bubur ayam tengah malam, atau pengen buah mangga padahal lagi musim rambutan, nah lo? Tenang tenang, biar para suami saja yang bertanggung jawab, hehehe... Mitosnya sih, kalau keinginan tersebut tidak dipenuhi, ketika bayinya lahir, si bayi akan selalu mengeluarkan ludah (bahasa Jawa: ngeces) selama beberapa waktu. Itu kan mitos, kalau menurut kedokteran sendiri, ada beberapa dokter yang berpendapat bahwa sebenarnya mengidam itu hanyalah keinginan sang ibu untuk memakan makanan yang aneh-aneh dan juga keinginan ibu untuk manja pada suaminya. Karena memang, ketika hamil hormon pada tubuh wanita sedang tinggi-tingginya (saya tidak tahu istilahnya). Sedangkan menurut ilmu psikologi, beberapa ahli psikologi menyatakan ketika seorang wanita sedang hamil, sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Sehingga perasaannya menjadi sangat sensitif dan menyebabkan emosinya (mood) menjadi tidak stabil.
  3. Mengalami telat haid. Tentu saja, ini adalah gejala yang sangat pasti yang membuktikan bahwa seorang wanita sedang hamil. Biasanya seorang wanita memiliki kalender haid, jika mengalami telat, bisa langsung dicek dengan menggunakan alat tes kehamilan yang disebut testpack. Atau kalau nggak mau menunggu hingga telat haid, bisa juga mengecek kehamilan minimal seminggu sesudah berhubungan. 

Nah, itu adalah tiga gejala umum kehamilan. Gejala-gejala kehamilan tersebut bisa bervariasi dirasakan seorang wanita.
Beberapa orang teman saya menyarankan saya untuk rutin minum susu kehamilan dan menyimpulkan bahwa mungkin saya tidak terlalu subur karena kegemukan. Sungguh perkataan mereka sangat jleeebbb sekali :(
Kemudian, saya berdiskusi dengan beberapa orang teman dari bidang kesehatan, mereka bilang, kegemukan nggak selalu menjadi tanda bahwa seorang wanita kurang subur. Kemudian mereka juga bilang, saya nggak mesti minum susu kehamilan karena sebenarnya minum susu apapun juga bisa dan berpengaruh. Hanya saja, susu khusus kehamilan tersebut sudah dimodifikasi sehingga susu tersebut banyak mengandung asam folat yang banyak dibutuhkan oleh wanita yang sedang hamil. Mendengar penjelasan mereka, hati saya langsung nyeeeessss...
Kemudian, saya banyak membaca artikel-artikel islami dan ada sebuah artikel yang benar-benar membuka mata saya. Isi artikel itu kurang lebih seperti ini: "Menikah dan punya anak bukanlah sebuah perlombaan. Karena Allah telah mengatur semua hal itu."
Subanallah, kalimatnya pendek, tapi langsung ke hati :)
Jadi, kehamilan itu adalah mutlak kuasa Allah. Kita sebagai suami istri mungkin bisa selalu berusaha untuk membuat anak. Tapi, Allah-lah yang memutuskan, apakah anak itu jadi atau tidak.
Meskipun memang perih ketika banyak orang yang berkata, "Udah hamil belum?", "Kok belum hamil? Jangan-jangan nggak tokcer tuh." tapi kita harus selalu tegar dan tersenyum, jangan lupa ber-istigfar ya. Jawablah pertanyaan-pertanyaan nyinyir tersebut dengan baik, seperti, "In sha Allah, bila Allah berkehendak pasti secepatnya hamil :)", atau "In sha Allah, minta doanya yah, mudah-mudahan doa kamu di ijabah ma Allah :)".
Jangan berkata-kata yang kasar, toh yang bertanya mungkin belum pernah merasakan bagaimana rasanya ditanya seperti itu :). Doakan juga agar yang bertanya agar tidak mengalami perih yang kita rasakan :)
Nah, itu lah sekelumit tentang kehamilan. Buat yang belum dikaruniai keturunan, mari kita sama-sama berdoa dan berusaha. Ust. Yusuf Mansur dalam twitter-nya berkata, banyak-banyaklah bersedekah, membaca Al-Quran, shalat awal waktu, bersholawat dan juga berdzikir. Salah satu doa yang dipanjatkan oleh nabi Zakaria a.s: “Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang shaleh.” (QS. As-Shafat: 100). Aamiin

Senin, 17 Juni 2013

Situ Patenggang

Xixixi... Siapa yang sudah pernah ke Situ Patenggang??
Saya sudah,hehehe
Bangga banget yaaaa?
Iyalah, secara saya belum pernah pergi ke sana, hehe
Alhamdulilah, ketika libur panjang kemarin, saya dan suami saya bisa pergi ke sana. Sebenarnya ga niat-niat banget mau ke Situ Patenggang, tadinya kami hanya ingin berjalan-jalan ke Ciwidey saja.
Kami berangkat sekitar jam 9-an dari Gunung Puntang, Banjaran. Perjalanan sekitar dua jam, akhirnya kami tiba di Ciwidey. Kami terus saja melajukan motor hingga melewati Bumi Perkemahan Ranca Upas. Wow, keren sekarang gerbang masuk Bumi Perkemahan Ranca Upas. Terakhir saya kesana waktu kuliah dan sempat berkemah selama tiga hari dua malam di sana.
OK, karena kami tidak berniat untuk berkemah, kami tetap melanjutkan perjalanan. Hingga kami tiba di depan gerbang Kawah Putih. Ragu-ragu kami akan masuk ke sana, karena kami emang ga bawa uang terlalu banyak, hehe...
Akhirnya kami pun kembali melanjutkan perjalanan dan melewati pemandian air panas Ciwalini. Dari jalanan kami sudah bisa melihat area pemandian air panas tersebut yang nampaknya seperti kolam renang yang dilengkapi waterboom gitu. OK, kami pun tidak berniat untuk berenang karena tidak membawa baju ganti, jadi kami lagi-lagi melanjutkan perjalanan. Terus menerus hingga kami berhadapan dengan gerbang masuk Situ Patenggang. Sepanjang perjalanan dari gerbang masuk kawah putih hingga Situ Patenggang terhampar perkebunan teh. Sehingga udaranya cukup dingin dan pastinya bebas polusi, Indah sekali... ga kalah sama di Puncak, Bogor.
Kami pun lalu masuk ke Situ Patenggang, tak berapa jauh dari gerbang masuk, kami sudah bisa melihat beningnya air Situ Patenggang.


Ini adalah perkebunan teh yang berada di pulau di tengah Situ Patengang. Kata orang sih ini namanya pulau Cinta. Menurut saya bentuknya ga seperti bentuk cinta. Hmm... mungkin karena mitos yang menyebutkan bahwa ada sepasang kekasih yang dulunya bertemu di pulau tersebut sehingga pulau tersebut terkenal dengan sebutan pulau Cinta, Mungkin... hehe
 Xixixi... di samping adalah foto suami saya dengan latar belakang air Situ Patenggang. Masih di pulau Cinta.
Situ Patenggang, menurut batu prasasti yang akan kita jumpai ketika kita sudah tiba di sana, merupakan sebuah danau. Berasal dari kata "Patengang" dalam bahasa Sunda yang artinya saling mencari. Katanya, dulu sepasang kekasih dipisahkan. Mereka pun saling mencari satu sama lain hingga tiba di Situ Patenggang. Mereka akhirnya bertemu di tengah-tengah Situ Patenggang, seperti yang sebutkan di atas tadi, yakni di pulau Cinta.
Di pulau Cinta pun kita akan menemukan batu prasasti yang memuat sejarah tersebut. Entah benar atau tidaknya, tapi Situ Patenggang memang tempat yang sangat indah. :)
 Agar dapat pergi ke Pulau Cinta, kita harus menaiki sebuah perahu. Banyak perahu kok di sana. Bahkan ketika memasuki gerbang Situ Patenggang, para tukang perahu sudah menawari kita untuk menaiki perahu mereka. Harga yang ditawarkan cukup bervariasi, tergantung bagaimana kita memilihnya. Bahkan semakin ke ujung, harga yang ditawarkan bisa sangat murah, yakni lima ribu per orangnya.
Ketika kita sudah memutuskan untuk naik perahu, udaranya begitu tenang. Angin berhembus sejuk, indah sekali pokoknya. Tukang perahu akan membawa kita ke Pulau Cinta dan membiarkan kita mengambil foto atau makan - makan sepuas kita. Bila kita ingin kembali lagi ke awal, kita hanya tinggal pergi ke perahu yang kita naiki tadi dan si tukang perahu akan membawa kita kembali.
Ketika liburan, kawasan Situ Patenggang sangat ramai dikunjungi para wisatawan. Ada juga rombongan-rombongan dari luar kota Bandung. Tiket masuk ke Situ Patenggang harganya lima ribu per orang, bila naik motor, kita hanya perlu membayar lima belas ribu rupiah dan parkir seharga dua ribu rupiah.

Situ Ciburuy


Ada yang udah pernah ke Situ Ciburuy?
Saya sudah, hehe...
Bangga banget ya kayanya? Hehe...
Situ Ciburuy merupakan sebuah danau buatan dan letaknya sangat dekat dari jalan raya Padalarang. Dulu sekali, saya hanya bisa menatap luasnya Situ Ciburuy dari balik jendela bus yang saya tumpangi jika saya hendak pergi ke Bandung. Hingga suatu hari, saya berhasil membujuk seorang teman saya untuk berjalan-jalan dan naik perahu di Situ Ciburuy. Untuk memasuki kawasan Situ Ciburuy, kita harus membayar tiket masuk yang lumayan murah. Dulu waktu saya berkunjung ke sana, Situ Ciburuy sedang mengalami kekeringan. Sehingga airnya tidak terlalu dalam. Tapi tetap saja kami berperahu, hehe...
Bahkan saya pernah melihat air Situ Ciburuy yang menyusut sehingga dasarnya terlihat ketika musim kemarau tiba. Tapi ketika musim penghujan seperti sekarang, air di Situ Ciburuy sangat melimpah.

Situ Ciburuy laukna hese dipancing
nyeredet hate ningali ngeplak caina

Seperti penggalan syair lagu Sunda tersebut, menurut tukang perahu yang kami ajak mengobrol, ikan-ikan di Situ Ciburuy sangat susah di pancing. Hal ini disebabkan karena bibit ikan yang dibiakkan di sana sekarang sudah sangat sedikit sehingga ikan-ikannya pun menjadi sedikit sedangkan para pemancing sangat banyak. Dulu, masih menurut si tukang perahu, pemerintah sering memberikan dana untuk membeli bibit ikan, tapi sekarang sudah jarang. Ada juga inisiatif para warga setempat yang juga menjadikan Situ Ciburuy sebagai tambak udang.
Nah, itulah selintas pengalaman saya ketika mengunjungi Situ Ciburuy. :)

















Tagog Apu

Kita semua tentu sudah tidak asing lagi dengan barisan pegunungan kapur yang berada antara Cianjur dan Padalarang. Ketika akan pergi ke Bandung dengan melewati Cianjur kemudian Padalarang, kita akan melihat barisan pegunungan kapur yang terletak di daerah Padalarang. Masing-masing daerah itu bernama Citatah, Gunung Masigit, dan Tagog Apu.
Situs Gua Pawon yang katanya adalah sebuah tempat berupa gua yang dulunya merupakan tempat tinggal manusia purba juga terletak di sana.
Ayah saya sering berkata, "Dulu daerah ini sangat sejuk bahkan bisa dibilang dingin. Karena gunung-gunungnya masih lengkap dan masih tertutup pepohonan dan hutan. Sekarang, sudah banyak pemukiman disana. Bahkan banyak pabrik. Sehingga udara menjadi panas dan cenderung gersang."
Yah, tentunya kita sendiri bisa melihat bagaimana penduduk di sana bekerja dengan mengeruk gunung kapur. Sehingga gunung kapur yang tadinya lengkap, sekarang hanya tinggal setengahnya.
Sungguh miris.
Pengerukan itu, katanya menjadi mata pencaharian penduduk lokal di sana. Tapi, sampai kapan? Bila gunung kapur tersebut sudah tidak ada karena habis dikeruk, lalu pabrik-pabrik akan ditutup. Kemudian, bagaimana nasib dengan penduduk lokal?

Tagog Apu di antara pepohonan
Tagog Apu

Sungguh sangat disayangkan bukan, barisan pegunungan kapur yang seharusnya bisa dijaga kelestariannya sekarang hampir tidak ada karena keserakahan manusia. Mungkin anak cucu kita hanya akan bisa melihat barisan pegunungan kapur dari buku-buku ensiklopedia atau museum geologi saja karena pegunungan kapur yang sebenarnya hanya tersisa puing-puingnya atau bahkan tidak ada sama sekali.
Ini adalah salah satu Gunung Kapur yang terletak di daerah Batu jajar, Kab. Bandung Barat yang juga sedang dikeruk :(