expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 18 Juli 2017

Cerita Daftar Ulang Santri Lama di PMD Gontor Putri

Awal tahun ajaran baru ini, saya memiliki pengalaman baru. Alhamdulillah adik saya naik kelas di PMD Gontor Putri 1, tetap di GP 1 hanya beda asrama dan kelas, Alhamdulilah...
Oiya, Gontor sendiri beda ya liburannya dengan sekolah-sekolah biasa. Pengalaman adik saya semester lalu, ketika di sekolah tempat saya mengajar sedang persiapan untuk ujian kenaikan kelas, di Gontor sudah mulai libur. Adik saya libur selama 50 hari, 4 hari terpotong untuk perjalanan  pulang pergi.
Adik saya masuk pada tanggal 10 Syawal atau sekitar tanggal 4 Juli 2017. Saya diminta untuk mengantar adik saya daftar ulang, jadi dia tidak ikut berangkat dengan konsulat. Awalnya, saya kira bila saya berangkat duluan kami bisa duluan daftar ulang dan masuk pondok, jadi tidak berdesak-desakan dengan santri lainnya. Yah, bayangkan saja, angkatan yang sekelas dengan adik saya ada sekitarnya 500 orang, belum angkatan yang lainnya, wiiih pastinya padat banget. Akhirnya, kami berangkat tanggal 30 Juni. Alhamdulillah perjalanan lancar walau ada macetnya di beberapa titik, berhubung masih dalam waktu arus balik lebaran :D
Kami jalan siang, berangkat jam 4 pagi nyampe Gontor jam 23.30. Saya turun untuk bertanya pada ukhti yang berjaga, ternyata oh ternyata, daftar ulang belum bisa dilakukan sekarang. Serentak tanggal 4 Syawal katanya. Daaan, otomatis adik saya pun belum boleh masuk asrama. Saya melihat sekeliling, wuiiiih, sudah pada penuh. Bapenta, gazebo, mesjid, dan penginapan di dalam sudah penuh, bahkan tidak banyak orang tua yang membawa tenda dan tidur di mobil. Saya kembali ke mobil, lalu saya mencoba mencari penginapan atau rumah warga di depan pondok, hasilnya, penuh semua. Baiklah... Oiya, selain daftar ulang santri lama, penuhnya pondok juga karena adanya penerimaan santri baru. Dan waktu itu, masih dibuka pendaftarannya. Jadi, orang tua santri baru masih bisa banyak yang datang untuk mendaftar.
Okelah, akhirnya saya lanjutkan perjalanan ke rumah Mbah di Madiun. Kami akan menginap hingga tanggal 4 Juli, awal rencana.
Skip skip skip
Tanggal 2 Juli siang, saya diberitahu oleh mamanya teman adik saya yang udah nginep di pondok bahwa daftar ulang sudah dibuka. Akhirnya saya dan adik saya berangkat ke Pondok tanggal 3 Juli pagi. Sampai disana, pendaftaran belum dimulai, saya dan adik saya mencoba mencari penginapan, kami tiga kali bolak balik, dan semua penginapan penuh huhuhu...
Alhamdulillah, mamanya teman adik saya baik, beliau mau mengambilkan nomor antrian untuk saya. Jadi gini ya, sistemnya, di pondok itu kan ada dua gerbang, yang satu gerbangnya besar dan ada bangunan di depannya sedangkan gerbang yang satu lagi dekat mesjid dan ada lapangan dengan gazebo baru ada bangunan. Nah, untuk membayar administrasi kita (wali santri atau santri) masuknya lewat gerbang yang dekat masjid. Dari sana, kantor administrasinya dekat, disana kita membayar uang pondok dll. Kemudian, santri dan barang-barangnya masuk lewat gerbang utama yang besar, nanti disana ada ukhti yang mendata. Setelah masuk, nanti barang-barang santri akan diperiksa. Adik saya harus merelakan dua buah kaosnya yang disita oleh ukhti karena dianggap tidak sesuai dengan peraturan. Naaaah, setelah diperiksa, barang-barangnya kemudian dibawa ke tengah lapangan yang dijaga oleh ukhti. Kalau adik saya mau masuk ke asrama, barang-barangnya tidak perlu disimpan disana. Tapi adik saya belum mau masuk kamar, katanya masih sendirian karena teman-temannya juga masih diluar. Okelah, saya mengalah.
Ketika berangkat ke Gontor, saya diantar adik kedua saya, tapi karena dia harus masuk kerja, jadi saya ditinggal di Madiun. Dari Madiun, saya menyewa mobil untuk ke pondok diantar paman dan bibi. Sebelum paman dan bibi pulang, paman membantu mencarikan penginapan untuk saya bermalam. FYI, saya dapat tiket pulang ke Bandung itu tanggal 5 Juli, otomatis saya masih harus menginap 2 malam lagi di Mantingan. Alhamdulillah, saya dapat penginapan. Bukan penginapan sih sebenernya, hanya rumah warga yang berbaik hati ruang tamunya dipakai untuk menginap. Saya menginap disana semalam, tapi jaraknya menurut saya lumayan jauh dari pondok. Apalagi saya masih harus bolak-balik keluar untuk membelikan perlengkapan adik saya.
Oiya, untuk daftar ulangnya sendiri, per hari mereka membuka 1000 antrian, dari tanggal 2 sore hingga tanggal 4 Juli, kebayangkan banyaknya?
Dan, pada tanggal 4 Juli jam 23.59 semua santri harus masuk ke kamarnya masing-masing. Jadi adik saya masih bisa tidur dengan saya semalam. Tanggal 4 pagi, saya minta adik saya untuk masuk ke kamarnya, beres-beres gitu biar nanti malam dia bisa tidur dengan tenang, dianya mau. Alhamdulillah, saya juga dapat tempat di bapenta, jadilah saya juga pindah dari rumah warga ke bapenta, hihihi...
Setelah saya pindah di bapenta, saya jadi lebih tenang. Karena tidak perlu bolak-balik dan jalan jauh hehe...
Adik saya beres-beres di kamarnya, sedangkan saya tidur-tiduran menunggu dia di bapenta. Ketika dia datang, dia langsung cerita, lemarinya lupa tidak ia beri kapur barus, jadilah banyak rayap di lemarinya dan beberapa barangnya hilang termasuk kasurnya. Jadilah, kami belanja kasur dan beberapa perlengkapan lagi.
Begitulah cerita saya di PMD Gontor Putri kali ini. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang ingin memasukkan anaknya atau adiknya ke sana. Bila ingin bertanya-tanya lagi, langsung aja add FB saya ya. Jangan main ngirim inbox, karena seringnya tidak terbaca hehe...
Terima kasih sudah membaca tulisan saya yang panjang ini ^_^