expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 15 Agustus 2014

Sebuah Cerita

Saya sering melihat sepasang orang tua itu, mereka duduk lesehan tanpa tikar atau koran di tepi trotoar depan rumah kosong. Sebuah terpal terpasang di atas tempat mereka duduk, mungkin sengaja dipasang untuk menghindari teriknya sinar matahari dan melindungi mereka dari terpaan air hujan. Meskipun saya ragu, bila hujan turun cukup deras, terpal takkan sanggup melindungi mereka seutuhnya dan mereka tetap saja kehujanan ditambah kedinginan.
Awalnya, saya sama saja dengan orang-orang yang tidak perduli dan berlalu lalang begitu saja. Hingga akhirnya saya memiliki waktu untuk sedikit memperhatikan. Si kakek sehat, meski kurus dan sedikit renta, kepalanya botak ditumbuhi beberapa rambut putih, sedangkan si nenek, menggunakan kursi roda. Terlihat sangat rapuh, lebih kurus, rambutnya panjang hitam yang sedikit berubah menjadi putih.
Setiap pagi hingga sore, mereka duduk disana. Mengobrol, entah apa yang mereka obrolkan. Ketika hari mulai sore, si kakek membereskan perlengkapan mereka, dan mendudukan kembali si nenek ke kursi rodanya dan mendorongnya pergi entah kemana.
Hal itu cukup membuatku bertanya-tanya, siapa mereka? Kenapa mereka seperti itu? dan pertanyaan paling penting berikutnya, dimana anak-anak mereka?
Yaa Robb, mataku berkaca-kaca, sejuta jawaban muncul dibenakku. Apapun yang menyebabkan mereka seperti itu, saya tidak tahu. Tapi saya prihatin melihat keadaan mereka. Saya tidak bisa membantu mereka selain hanya doa, semoga tuhan memudahkan kehidupan mereka.
Saya teringat pada ayah dan ibuku. Ayah saya pun menggunakan kursi roda, ibu alhamdulilah sehat. Ah Rabb... izinkan saya untuk tetap menjaga ayah dan ibuku. Semoga orang tua saya tetap bisa saya urus hingga ajal menjemputku - atau mereka. Semoga orang tuaku tidak terlunta-lunta dijalanan di hari tua mereka nanti, aamiin...