expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 14 Mei 2021

Cerita Daftar Porsi Haji 2021

 Assalamualaikum, sekarang saya mau menuliskan pengalaman saya ketika daftar porsi haji. Alhamdulilah, sebelum lebaran kemarin saya dan suami akhirnya bisa mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji. Sungguh, saya sangat terharu. Bagaimana tidak, selama ini tidak pernah terbayang kami akan mendaftar haji di usia ini. Membayangkan uang daftar haji yang per orang 25juta saja, kami pikir kami tidak akan mampu mengumpulkannya. Allahuakbar, maha kuasa Allah 😭😭 yang telah memudahkan langkah kami.

Cerita pertama dimulai dari kami membuka tabungan haji di bank Muamalat pada tahun 2019. Karena rumah kami di kabupaten Bandung, maka kami pergi ke bank muamalat Cabang Soreang yang terletak dekat Kantor Pemda Soreang. CS-nya bilang, begitu uang masuk ke rekening haji tidak akan bisa diambil lagipula tidak diberikan kartu atm. Oiya, bikin rekeningnya langsung dua karena satu rekening hanya bisa digunakan untuk satu nama peserta.

Kami tidak menargetkan harus ada 50juta dalam waktu sekian tahun. Hanya berdoa, semoga bisa secepatnya saja terkumpul 50juta. Alhamdulilah, Allah sudah mengatur semuanya. Akhir April uang kami sudah terkumpul 50juta.

FYI, untuk daftar haji dan mendapatkan porsi diwajibkan membayar 25 juta rupiah dulu. Setelah fix akan berangkat, calon jamaah baru akan diminta untuk melunasi sisa biayanya. Tahun ini biaya haji sekitar 36 juta rupiah, karena sudah masuk 25 juta, maka calon jamaah haji hanya perlu membayar sekitar 11 juta lagi per orang. Belum termasuk uang saku hehe. Karena biaya haji dipengaruhi juga oleh kurs dollar.

Setelah ada dananya, kami lalu pergi ke bank muamalat. Berkas berkas yang diminta yaitu: 

1. Lembar setoran awal BIPIH 4 rangkap

2. FC KTP 1 lembar format A4 1 lembar

3. FC Kartu Keluarga 1 lembar

4. Foto ukuran 3x4 7 lembar (wajah 80%)

5. Foto ukuran 7x8 7 lembar (wajah 80%)

6. Dokumen pendukung lainnya (ijazah, akta nikah)

Semua berkas dimasukkan ke dalam map yang biasanya diberikan oleh pihak bank. 

Itu adalah persyaratan terbaru yang keluar tahun ini, latar belakang foto juga tidak ditentukan. Tapi untuk berjaga-jaga, suami memakai latar belakang warna putih. Kemudian saya yang berkacamata harus dilepas dulu kacamatanya ketika difoto.

Setelah semua berkas diverifikasi oleh bank, dan mendapatkan bukti setoran awal, kami pun langsung pergi ke KEMENAG. Kami kira kantor kemenag terletak di dalam area perkantoran Pemda Soreang, ternyata setelah googling, kantor Kemenag kab. Bandung terletak di Baleendah.

Alhamdulilah, ketika tiba di kemenag tidak ada antrian alias kosong hehe.

Kami berikan map berkas ke meja pendaftaran. Kemudian kami diberikan kertas berisi nama dan ciri fisik. Setelah itu kami menunggu sejenak untuk pengambilan foto dan perekaman sidik jari. 

Setelah pengambilan foto dan perekaman sidik jari selesai, kami lalu diminta memperbanyak kertas bukti pendaftaran. Setelah itu, selesai sudah. Alhamdulilah....

Di bank hanya memakan waktu sejam dan di kemenag hanya sekitar 30-45 menit. Tanpa antrian, mashaallah. 

Petugasnya bilang kami menunggu sekitar 20 tahunan, tapi harus dicek aja di aplikasi dengan memasukkan nomor porsi kami. Saya belum mengeceknya karena baru beberapa hari lalu mendaftar, katanya harus menunggu sekitar seminggu baru muncul di aplikasi. 

Update terbaru: setelah mengecek via web kemenag, alhamdulilah sudah tercatat nomor porsi kami. Inshaallah estimasi pemberangkatan kami tahun 2040 🤭😁. Alhamdulilah... Bismillah.

Tapi poin terpenting bagi saya adalah, alhamdulilah kami sudah cukupkan ikhtiar kami (dengan mendaftar haji). Bismillah, kami menunggu berapa lamapun, terserah Allah yang akan memanggil kapan pun. Bila ada umur kami berangkat, bila tak sampai, semoga Allah mencatatnya sebagai amal ibadah kami, aamiin.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi teman-teman dan menjadi motivasi bagi siapapun yang ingin pergi berhaji. 

Cerita seputar Imunisasi Bayi

Alhamdulilah, 9 bulan ini tamat sudah daftar imunisasi yang harus diberikan ke bayi. Tinggal nanti ketika doi -inshaallah- berusia 18 dan 19 bulan lanjut DPT ulang dan campak lanjutan (aamiin). 

Saya ingin menuliskan cerita cerita ketika bayi saya diberikan imunisasi dari BCG hingga campak di usia 9 bulan ini. Hanya sekedar untuk referensi sekaligus pengingat untuk saya bila adiknya nanti diimunisasi juga 😉😁

Semoga dengan imunisasi, anak-anak saya terlindungi dari penyakit aamiin.

Sebelum saya melakukan imunisasi, biasanya saya akan googling dulu tentang bagian tubuh yang akan disuntik, efek setelah diimunisasi dan cara menanganinya.

Kemudian saya juga ajak ngobrol si bayi, dari malam sebelum imunisasi hingga di perjalanan, "De, hari ini kita imunisasi ya. Bismillah, kita ikhtiar buat kesehatan dede di masa depan. Semoga dede sehat dan panjang umur. Aamiin." Itulah kalimat yang saya ucapkan ke bayi.

Saat akan di imunisasi, saya berikan susu dulu ke bayi karena biasanya susu baru bisa diberikan 20-30 menit setelah imunisasi. Kemudian, setelah tahu anggota tubuh yang akan disuntik, saya pakaikan baju yang simple agar ketika bayi nangis saya bisa langsung menenangkannya tanpa ribet membenahi bajunya.

1. BCG - Polio 1 (Usia 1 bulan). Polio diberikan secara oral. BCG disuntikkan di lengan atas kanan. Efek yang dialami bayi saya adalah demam ringan yang dimulai di sore hari (jadwal imunisasi bayi saya selalu Ahad pagi) hingga keesokan harinya. Cara menanganinya: saya balurkan cessa merah ke dada, leher belakang dan tulang punggungnya, kemudian saya berikan paracetamol 3x sehari atau setiap 8 jam (instruksi bidannya). Selain itu, saya berikan susu lebih sering dan tentunya gendongan ^_^

2. DPT 1 - Polio 2 (usia 2 bulan). Polio diberikan secara oral (tetes) sedangkan DPT disuntikkan di paha kiri. Efek DPT demam ringan dimulai dari malam hari hingga keesokan harinya. Cara menanganinya sama dengan ketika suntik BCG.

3. DPT 2 - Polio 3 (usia 3 bulan). Sama dengan DPT 1 - Polio 2.

4. DPT 3 (usia 4 bulan). Disuntikkan di paha kiri. Efek dan cara menanganinya sama dengan DPT 1 - Polio 2.

5. Polio 4 - IPV (usia 5 bulan) karena ketika suntik DPT, vaksin polionya sedang kehabisan. Diberikan secara suntik di paha kanan. Alhamdulilah tidak ada demam.

6. Campak (usia 9 bulan). Disuntikkan di lengan atas kiri. Alhamdulilah tidak ada demam.

Demikianlah sedikit cerita dari saya. Semoga tulisan saya bermanfaat buat teman-teman.