expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 25 September 2010

Bahasa yang aneh....

Tinggal di kota besar seperti Bandung sedikit banyak memberi banyak pengetahuan dan pengalaman baru. Salah satunya tentang bahasa. Kebetulan, saya sendiri bergelut di bidang bahasa, jadi agak sedikit sensitif lo ngedenger ada orang yang menggunakan bahasa asing atau bahasa yang tidak saya ketahui (banyak bahasa yang tidak saya ketahui lo ^_^).
Salah satu pengalaman yang lucu dan aneh adalah pengalaman saya beberapa hari yang lalu.
Ketika saya sedang naik angkutan umum, disebelah saya ada sepasang anak SMP yang sedang mengobrol. Tidak bermaksud menguping, jadi saya cuek saja. Tapi lama kelamaan, saya merasa kok kayaknya bahasa yang mereka gunakan agak aneh ya?
Jadi diam-diam saya ikut mendengarkan (tapi tetep nggak bermaksud menguping lo, cuma memperhatikan saja). Ternyata benar apa yang saya rasakan,, kedua anak tersebut menggunakan mixing-code antara bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.
Sebenarnya masalah mixing-code itu sudah biasa bagi saya. Do you know that more of Indonesian people are speaking in multi-language (atau bahasa gaulnya multilingual)? Because there are so many language in Indonesia, beside Indonesian as official language.
Tapi bukan itu yang menggelitik telinga saya, melainkan campuran yang mereka pakai. Mereka menggunakan bahasa Indonesia yang formal dengan bahasa Sunda kasar (bahkan yang paling kasar menurut saya). Dalam hati saya bertanya-tanya, apakah mereka berbicara seperti itu juga kepada guru-guru atau orang tua mereka? Apakah orang tua atau guru mereka tidak menegur mereka karena bahasa yang mereka pakai?
Saya sendiri mempunyai adik-adik yang masih bersekolah di SD, dan bila saya mendengar mereka menggunakan bahasa yang tidak baik atau nada bicara mereka tidak baik saya langsung menegur mereka sambil memberitahu contoh bahasa dan nada bicara yang baik. Dan seandainya saya tidak menemukan padanan kata yang cocok, saya menyuruh adik saya menggunakan bahasa Indonesia saja atau bahkan diam saja sekalian bila tidak bisa menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
Tidak bermaksud menggurui, hanya saja mengingatkan orang bijak pernah berkata seseorang dikenal melalui perangai dan bahasanya. Dan tentunya semua orang ingin dikenal sebagai seseorang yang berperangai baik dan berbahasa sopan bukan?

.

Rabu, 22 September 2010

Kata "Maaf" yang Terlupakan

Orang bilang sekarang ini zaman sudah banyak berubah. Perubahan itu bisa dilihat dari wujudnya. Seperti bangunan-bangunan bertingkat yang semakin menjamur,mall-mall yang menggantikan pasar, mode pakaian, dan juga mode berbicara.
Ada yang disebut "alay", "lebay", "jablay', hufhh... dan masih banyak lagi deh istilah-istilah gaul lainnya. Dan ada beberapa kata (dalam bahasa Indonesia) yang mengalami pergeseran makna bahkan punah karena tidak pernah dipergunakan lagi.
Contoh kata yang mengalami pergeseran makna ialah kata Maaf. Dulu kata maaf dipergunakan selain untuk meminta pengampunan (dosa kali yey), juga sebagai kata yang dianggap sopan bila tidak mengetahui sesuatu. Pusing ya? Sama saya juga pusing ngejelasinnya,hehehe
Contohnya ketika seorang teman meminta info tentang trafik, dan saya tidak tahu, biasaya saya akan menjawab, "Duh, nggak tahu tuh.". 
Padahal katanya, seharusnya yang benar itu jawabannya,"Maaf, saya kurang tahu."
Hehehehe... tapi aneh, pernah saya coba menjawab seperti itu, teman saya malah berkata,"Kenapa minta maaf? Kamu kan nggak salah."
Nah lo... jadi ribet,hehehe
Fungsi kata maaf yang lain untuk meminta maaf (ya iyalah,,,)
Tapi sayangnya, kita thu sering ngerasa gengsi untuk meminta maaf. Padahal jelas-jelas kita yang bersalah.
Sedangkan orang bijak pernah berkata bahwa Orang yang paling berani adalah orang yang berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf.
Mungkin pada awalnya malu untuk berkata, tapi kalau emang niat untuk meminta maaf, sodorkanlah kedua tangan didepan dada seolah hendak bersalaman. Ya kan?
Bila umat Muslim, tentu akan sering meminta maaf, karena setelah shalat lima waktu berjamaah, kita akan saling bersalaman dengan orang yang duduk disebelah kita. Yah minimalnya teman dekat atau saudaralah. Sehingga kesalahan-kesalahan kecil kita tidak menggunduk menjadi bukit dosa.
Ternyata gampang ya meminta maaf itu, hanya saja kita nggak pernah menyadari.
Jadi kata siapa bermaaf-maafan hanya terjadi pada saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha? ^_^

Sabtu, 18 September 2010

Selamat Datang

Wuah... awalnya nggak ngerti gimana nie caranya bikin blog, terus apa isinya, bagaimana ngisinya. Tapi kita smua bisa belajar sedikit-sedikit. Dan hasilnya, hehehe ini tulisan pertama saya.